Postingan

PENGAKUAN

Untuk kamu, seseorang yang membawa kenyamanan uphoria dalam berteman.         Selamat tahun baru untukmu! Tepat tanggal 1 Januari 2018 pukul 00.43 saya menulis ini, setelah sekian lama saya tidak pernah membuat tulisan untuk seseorang, kamu telah mengajak jari jemari ini menuliskan sesuatu untuk kamu dan mungkin, saya akan rutin membuat tulisan tentang kamu, karena kamu adalah semangat baru saya.         Disini, saya akan menyampaikan apa-apa saja yang saya ingin sampaikan pada kamu. Tak apa kan kalau saya tidak menyampaikannya secara langsung? Saya harap kamu mengerti, karena saya masih harus menjaga kodrat saya sebagai perempuan. Sepertinya, saya juga akan menuliskan dirimu dimata saya seperti apa, menceritakan kesan pertama saya kekamu dan apa yang saya rasain kekamu sekarang. Mari kita mulai ya.         Hal pertama yang saya ingin ucapkan kepada kamu adalah “terimakasih”. Terimakasih kamu sudah menjadi semangat baru untuk saya. Karena kamu, saya jadi semangat melakukan hal-h

IRONI MAHASISWA

18 Oktober 2017, disebuah ruang kelas di salah satu Perguruan Tinggi Negeri. Ricuh, berisik, tak beraturan. Kurang lebih begitu keadaannya. Apa yang membuat ricuh? Apa yang menyebabkan mereka berdebat? Apa yang membuat mereka hampir berkelahi? Pembahasan apa yang membuat kelas ini menjadi semerawut? Mereka membahas... Aksi Aksi yang akan dilakukan lusa besok, didepan istana, menagih janji orang nomer satu dinegeri ini. Lalu, kenapa menjadi ricuh? Orang tuaku berkata, mahasiswa jaman sekarang telah tunduk oleh IPK, terperangkap oleh kewajiban yang katanya hanya belajar. Yang mereka pikirkan hanya bagaimana mereka kuliah dengan tenang, lancar saat ujian, dan mendapatkan IPK bagus. Lima fungsi mahasiswa? Tridharma mahasiswa? Sumpah mahasiswa? Aku rasa teman-temanku sudah lupa semua itu, menghafalnya hanya karena itu tugas saat ospek. Kalau semua mahasiswa menjadi seperti ini, pada siapa lagi rakyat mengadu jika yang diatas tidak mendengar? Kepada siapa lagi masyarakat meng

2017

Teruntuk seluruh pelajar di Indonesia, angkatan 2017. Jumat, 10 maret 2017. Kawan, waktu kita untuk mengenakan seragam Putih Abu-Abu tinggal hitungan hari. Sebentar lagi kita akan bertemu dengan USBN, UN dan bahkan SBMPTN. Kawan, saya tau kalian lelah, sayapun lelah, kita semua lelah. Saya tau kalian belum siap, sayapun juga belum siap. Mungkin adalah sekarang masanya dimana kita semua jenuh dan lelah untuk belajar dan berfikir kalau semua akan baik-baik saja, tapi percayalah itu hanya bisikan setan tidak bertanggung jawab. Ingatlah semangat kita waktu awal naik kelas 12, berangan-angan lulus dengan nilai yang memuaskan dan masuk perguruan tinggi negeri atau kedinasan impian kita. Bangkitkan semangat itu lagi kawan, peperangan yang sebenarnya akan segera berlangsung, kita semua adalah anak panah yang siap dilepas, jika tarikannya kurang kuat, anak panah akan meleset jauh dari target. Hilangkan semua pikiran kita kalau semua akan baik-baik saja saat kita malas malasan, hilangkan

15.42

Sore hari menceritakan kenangannya, ditemani secangkir teh dan sepiring biskuit. Angin dan suara dedaunan kering turut serta asik mendengarkan kisahnya. Ia terlalu sibuk berbagi kisah, hingga lupa pada semesta. Matahari pergi secara perlahan. Malam datang membawa selimut, diberikan kepada rindu yang selalu sendu. Jendela sengaja dibiarkan terbuka, agar bulan dan bintang tetap terlihat dari dalam, menemani rindu agar tidak sendirian hingga terlelap.

Kamar

Ada sebuah kamar kosong. Kamar dengan cat putih polos, tanpa noda sedikitpun dan hanya ada sebuah album foto di didalamnya. Album foto itu penuh kenangan. Kenangan yang sangat indah pada masanya, namun sakit ketika diingat. Tapi kenangan itu enggan pergi. Sayang untuk dibuang. Sengaja sang pemilik membuat kamarnya kosong dan polos. Agar ia bisa mengisi kamar itu dengan berjuta kenangan baru. Dengan harapan, kenangan yang lama akan tertimbun diantara kenangan-kenangan baru. - dfg

Bandung

"Dan Bandung bagiku bukan hanya masalah geografis, Lebih jauh dari itu melibatkan perasaan, yang bersamaku ketika sunyi" — begitu kata Pidi Baiq. Bandung, kota yang telah menuliskan banyak kisah untuk saya. Hembusan anginnya sejuk, mampu membuat diri ini tenang. Suasananya yang ramah, membuat siapapun betah berada disana. Lampu-lampu jalan ketika malam, seakan menyapa para pengguna jalan. Bandung saya rindu... Saya rindu hembusan anginmu, rindu sapaan lampu jalanan kala malam, rindu keramahan penduduknya. Dan saya rindu salah satu pemudamu... Pemuda yang kau kirimkan pada saya. Pemuda yang berhasil membawakan suasanamu ke Jakarta, pemuda yang membuat jarak serasa tak lagi jauh. Pemuda yang membuat diri ini jatuh cinta pada Bandung dan segala keromantisan yang ada di dialam kota kecil itu. Saya tapakan kaki ini ketanahmu, merasakan hembusan anginmu, berharap bertemu pemuda itu. Bandung, terimakasih telah kau kirim seorang pemuda itu, tolong jaga dia sampai dia selesai