IRONI MAHASISWA

18 Oktober 2017, disebuah ruang kelas di salah satu Perguruan Tinggi Negeri.

Ricuh, berisik, tak beraturan. Kurang lebih begitu keadaannya.

Apa yang membuat ricuh? Apa yang menyebabkan mereka berdebat? Apa yang membuat mereka hampir berkelahi? Pembahasan apa yang membuat kelas ini menjadi semerawut?

Mereka membahas... Aksi

Aksi yang akan dilakukan lusa besok, didepan istana, menagih janji orang nomer satu dinegeri ini.

Lalu, kenapa menjadi ricuh?

Orang tuaku berkata, mahasiswa jaman sekarang telah tunduk oleh IPK, terperangkap oleh kewajiban yang katanya hanya belajar. Yang mereka pikirkan hanya bagaimana mereka kuliah dengan tenang, lancar saat ujian, dan mendapatkan IPK bagus.

Lima fungsi mahasiswa? Tridharma mahasiswa? Sumpah mahasiswa? Aku rasa teman-temanku sudah lupa semua itu, menghafalnya hanya karena itu tugas saat ospek.

Kalau semua mahasiswa menjadi seperti ini, pada siapa lagi rakyat mengadu jika yang diatas tidak mendengar? Kepada siapa lagi masyarakat mengeluh jika yang diatas sudah tutup telinga?

Temanku bertanya, bukan kah sekarang masyarakat menilai aksi yang dilakukan mahasiswa adalah hal negatif?
Sadarlah bung! Kita adalah penyambung lidah masyarakat kepada pemerintah, menyampaikan teriakan dan keluhan masyarakat yang tidak didengar oleh orang-orang berdasi disana.

Mereka bertanya lagi, bagai mana kalau aksi itu sia-sia? Tidak didengar dan tidak menghasilkan perubahan?
Kawan, aksi memang tidak selalu berakhir dengan perubahan, tapi jangan harap ada perubahan jika tidak ada aksi.

Apakah sekarang ini aksi hanya kewajiban untuk mereka yang bergabung dalam organisasi? Apakah kalian tega duduk dibangku kuliah dengan tenang saat semua rakyat menjerit?

Pekalah kawan, ada yang aneh dinegeri ini.

19 tahun lalu, orde baru berhasil diruntuhkan oleh sekumpulan mahasiswa, masih adakah semangat itu dizaman ini? Atau hanya tertulis dibuku sejarah disekolah menengah?

Ingatlah kawan, jika sekumpulan mahasiswa sudah berkumpul, berarti negeri ini sedang tidak baik-baik saja.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

PENGAKUAN

Bandung