PENGAKUAN

Untuk kamu, seseorang yang membawa kenyamanan uphoria dalam berteman.
        Selamat tahun baru untukmu! Tepat tanggal 1 Januari 2018 pukul 00.43 saya menulis ini, setelah sekian lama saya tidak pernah membuat tulisan untuk seseorang, kamu telah mengajak jari jemari ini menuliskan sesuatu untuk kamu dan mungkin, saya akan rutin membuat tulisan tentang kamu, karena kamu adalah semangat baru saya.
        Disini, saya akan menyampaikan apa-apa saja yang saya ingin sampaikan pada kamu. Tak apa kan kalau saya tidak menyampaikannya secara langsung? Saya harap kamu mengerti, karena saya masih harus menjaga kodrat saya sebagai perempuan. Sepertinya, saya juga akan menuliskan dirimu dimata saya seperti apa, menceritakan kesan pertama saya kekamu dan apa yang saya rasain kekamu sekarang. Mari kita mulai ya.
        Hal pertama yang saya ingin ucapkan kepada kamu adalah “terimakasih”. Terimakasih kamu sudah menjadi semangat baru untuk saya. Karena kamu, saya jadi semangat melakukan hal-hal kecil yang biasanya enggan untuk saya lakukan, menulis contohnya. Saya sempat kehilangan semangat untuk menulis, karena tidak ada seseorang atau suatu hal yang dapat saya jadikan inspirasi dalam menulis dan kamu juga telah menjadi inspirasi baru dari saya. Terimakasih yang selanjutnya adalah, karena kamu menjadi salah satu alasan saya untuk senang. Hanya dengan tanpa sengaja berjumpa denganmu, saya sudah senang. Dan percayalah, saat sedang menulis ini saya sedang tersenyum senang. Kemudian, terimakasih telah menjadi harapan kecil yang sebisa mungkin tidak akan saya kejar. Kalau saya mengejar kamu, Tuhan akan cemburu, tapi jika saya pasrahkan kamu, secara ajaib aka nada hal-hal kecil yang kebetulan akan membuat saya dekat sama kamu. Dan terimakasih karena kamu menjadi teman pertama yang saya kenal (dari kelas lain) dikampus ini.
        Kemudian, saya akan ceritakan kesan pertama saya kekamu dan apa yang saya rasain kekamu hingga detik ini. Seperti yang udah saya bilang, kamu adalah teman pertama yang saya kenal dikampus, tentunya diluar teman-teman sekelas saya. Saya bias kenal sama kamu tentu bukan sebuah kebetulan, masing-masing umat telah mendapatkan takdirnya, termasuk takdir saya bisa kenal sama kamu. Pertama, saya menganggap perkenalan itu tidak penting, itu adalah hal yang biasa dan lumrah yang dilakukan setiap mahasiswa baru untuk sekedar mendapatkan kenalan. Tapi semakin saya kenal kamu, semakin saya bersyukur saat itu saya ditakdirkan bisa kenal kamu, dan kamu menjadi orang pertama yang saya kenal. Setidaknya, cerita saya bisa kenal kamu itu sedikit berbeda dan sangat mudah dikenang ketimbang perkenalan saya dengan yang lain. Saya tidak pernah berfikir akan bisa lebih dari sekedar orang yang tanpa sengaja atau tanpa diinginkan bisa kenal dengan kamu, bahkan saya tidak pernah mem bayangkan bisa mengobrol hal tidak penting dengan kamu. Karena pada kenyataan saat itu adalah, saya tidak akan bicara dengan kamu jika tidak ada kepentingan, begitu terus sampai beberapa bulan. Tapi suatu kegiatan organisasi dikampus mengubah segalanya, lebih tepatnya saat sudah detik-detik terakhir dikegiatan itu. Kejadiannya sehabis hujan, scenario drama dari panitia sedang berlangsung, saat itu saya liat kamu marah besar, saya gak berfikiran apa-apa, tapi saya reflek narik kamu dan berusaha menghentikan apa yang kamu lakukan. Yang tersulut emosinya saat itu banyak, gak cuma kamu, tapi gak tau kenapa saya Cuma berfikiran buat nahan kamu. Percaya atau enggak, saat itu kamu kaya sapi ngamuk, badan kamu kurus tapi kamu berhasil bikin saya keseret pas saya berusaha nahan kamu.
        Tiga hari berlalu, saya lagi jalan berdua sama temen saya, gak sengaja papasan sama kamu, kamu nyapa saya terus nyapa temen saya, terus kamu berlalu gitu aja. Terus saya duduk, gak jauh dari tempat kamu nyapa saya, gak sampai 5 menit tiba-tiba kamu balik lagi, terus nyebut nama saya lagi tapi dengan nada yang lebih semangat. Setelah itu kamu nyamperin saya dan berdiri didepan saya, “kamu gak mau nahan saya lagi?” kata kamu sambil ketawa bahagia, saya jawab dengan nada kesel “gak mau, kamu marah kaya sapi ngamuk” terus kamu ketawa, mungkin bagi kamu itu lucu, belum tuntas kamu ketawa kamu langsung bilang “saya kan kurus, masa kamu gak kuat nahan saya” terus kamu pergi entah kemana.
Dan semenjak itu semuanya berubah, kamu jadi lebih sering nyapa saya, saya juga lebih sering nyapa kamu tanpa saya harus ngerasa canggung. Saya sama kamu jadi lebih sering ngobrolin hal gak penting, kamu jadi makin sering bikin saya kesel, saya jadi ngerasa lebih akrab sama kamu, tapi saat itu saya masih ngerasa sangat biasa.
Kalau kamu nanya, sejak kapan saya nganggap semuanya jadi gak biasa, saya gak bisa jawab, saya sendiri gak tau jawabannya. Semuanya terjadi secara spontan, semuanya diluar kehendak dan kemauan saya. Hal yang sekarang saya anggap manis ini datang tanpa saya tau apa penyebabnya dan sejak kapan ia bersinggah.

Dan ini, adalah pengakuan yang ingin saya sampaikan kekamu, meskipun saya yakin kamu gak akan perduli. Saya sayang kamu, entah seperti apa definisi sayang kekamu itu sebagai apa tapi saya rasa, saya tertarik dengan kamu. Saya tau kamu tidak merasakan hal yang sama bahkan untuk memperdulikannya saja saya jamin tidak akan kamu lakukan. Tapi saya melakukannya dengan iklas, hal yang dilakukan dengan iklas tentu tidak perlu mendapatkan balasan. Saya senang melakukannya, membuka profile line milik kamu saat kamu muncul digrup, diam-diam mencuri pandangan dari kamu --- kemudian panik saat kamu menoleh, dalam diam memberikanmu semangat saat kamu melakukan sesuatu, memanfaatkan keadaan saat tanpa sengaja saya melakukan suatu hal bareng kamu, dan bamyak hal kecil lainnya yang saya lakukan dengan senang hati (dengan kamu didalamnya) tanpa pernah berharap balasan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Bandung

IRONI MAHASISWA